Tim Asesor Akreditasi

Terimakasih untuk Tim Asesor Akreditasi Sekolah Dasar Tahun 2014

Dra. RUPINI ERNAWATI, M.Pd

Ibu Kepala Sekolah yang penuh dengan semangat dan menjadi contoh bagi semua warga Sekolah SDN Kromengan 05.

Siswa-siswi SDN Kromengan 05

Semangat siswa-siswi dalam mengikuti karnaval Desa Kromengan.

Sekolah yang teduh

Suasana sekolah yang penuh dengan pepohonan yang rindang.

Proses Belajar Mengajar

Suasana ruang kelas yang nyaman dan fasilitas yang lengkap memebuat guru dan siswa nyaman di dalam kelas.

Rabu, 22 April 2015

PERINGATAN HARI KARTINI








































Selasa (21/04/2015) Peringatan hari Kartini yang diikuti oleh siswa-siswi dan semua guru SD Negeri Kromengan 05 yang dilanjutkan dengan jalan sehat pakai pakaian adat, siswa-siswi dan semua guru tampak antusias dan bersemangat mengikuti semua acara.

SEJARAH SINGKAT

Tanggal 21 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kartini oleh siswa-siswi beserta ibu guru SD Negeri Kromengan 05. Tanggal tersebut adalah hari kelahiran seorang wanita bernama Raden Ajeng Kartini, yang tepatnya pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Beliau adalah pejuang emansipasi wanita, yang pada masa penjajahan Belanda saat ia hidup, berjuang untuk memberikan pendidikan dan sekolah pada kaum perempuan yang masih tertinggal dan terbelakang dibanding kaum pria.

Walau jadi putri dari seorang pejabat daerah, yakni Bupati Jepara, namun Kartini muda merasa keinginannya untuk mengenyam bangku pendidikan tinggi dikekang. Ia hanya bisa sekolah sampai jenjang dasar, atau sekedar bisa baca dan tulis bahasa Belanda.

Setelah itu Kartini yang masih sangat belia harus menikah. Ia dipingit dan tak boleh melanjutkan sekolah, saat usianya 12 tahun.

Namun berbagai buku, majalah terbitan Eropa, serta koran juga ia baca dan memperluas wawasannya. Korespondensi dengan sahabat-sahabat Kartini di Belanda pun makin membuka wawasan berpikir wanita muda tersebut. Ia lantas mulai mengumpulkan kaum wanita di lingkungannya, kemudian bersama saudara-saudaranya mulai mengajari berbagai hal pada mereka.
Kartini akhirnya menikah dan menjadi istri ketiga dari Bupati Rembang pada usia 24 tahun. Ia pun pindah ke Rembang mengikuti sang suami.

Namun dukungan suaminya membuat Kartini masih bisa membuka sekolah wanita di daerah Rembang. Ia kembali aktif dalam dunia pendidikan. Saat hamil, Kartini tak berhenti begitu saja dari kesibukannya mengajari para wanita untuk membaca, menulis, dan memasak.

Namun usia Kartini tak panjang. Usai lahirnya putra pertama yang bernama Soesalit Djojohadiningra pada 13 September 1904, Kartini mengalami sakit. Ia pun tutup usia beberapa hari kemudian, tepatnya 17 September 1904.

RA Kartini mewariskan pada kaum wanita sekolah-sekolah yang ia rintis, dan akhirnya diberi nama Sekolah Kartini. Sekolah tersebut dilanjutkan oleh sahabat-sahabatnya dan berkembang hingga ke daerah lain di tanah Jawa.

Demikian sejarah singkat tentang  Raden Ajeng Kartini.